Senin, 12 April 2010

Biar tidak cepat pikun...

Minggu, 11 April 2010 09:06:28
www.harianjogja.com


Permainan teka-teki silang merupakan permainan yang sering dianggap remeh oleh banyak orang, namun jangan salah sangka, permainan mengasah otak ini kini semakin banyak penggemarnya.

Adalah Paguyuban Kaki Langit, yang dibentuk sebagai wadah bagi berkumpulnya penghobi mengisi kotak-kotak putih yang penuh tekateki. Santosa, salah seorang pendiri Kaki Langit mengatakan berdirinya paguyuban ini murni didasari oleh hobi. “Awalnya dari dua orang di Semarang yang hobi mengisi TTS, mereka satu tempat kerja,” ujar Santosa.

Berawal dari persamaan hobi tersebut, mereka ingin mengumpulkan orang-orang yang memiliki hobi sama. Setelah terkumpul beberapa orang, pada tahun 2005, di Semarang terbentuklah Paguyuban Kaki Langit. “Nama Kaki Langit itu singkatan dari Penggemar Teka-teki Sulit,” ujar Santosa.

Sejauh ini, pada Kaki Langit terdaftar sekitar 400 anggota, “tapi yang aktif hanya 25 orang,” ujar pria yang rambutnya sudah memutih semua ini. Anggota paguyuban ini tidak memandang usia, status sosial, umur, maupun jenis kelamin.

“Anggota kami ada yang pensiunan Sekeretaris DPRD Semarang, ibu rumah tangga, sampai mahasiswa,” ujarnya kepada Rima Suliastini dari Harian Jogja, beberapa hari lalu. Kegiatan rutin yang diadakan Kaki Langit adalah pertemuan setiap dua bulan sekali, untuk saling bersilaturahmi antar sesama anggota Kaki Langit.

“Dalam kegiatan itu kami sering mendiskusikan soal-soal teka-teki yang kami anggap sulit,” ujarnya. Seiring perjalanan waktu, Kaki Langit semakin melebarkan sayapnya untuk membuka cabang di kota-kota lainnya, seperti Jogja.

“Awalnya di Jogja, karena salah satu anggota membuat surat pembaca di koran, untuk menampung penggemar TTS,” ujar Muh Sukirman, Ketua Paguyuban Kaki Langit Cabang Jogja. Pria yang kerap aktif dalam berbagai organisasi sosial ini mengatakan jika Kaki Langit Cabang Jogja memang belum lama terbentuk.

“Baru satu bulan lebih satu hari,” ujarnya sembari tertawa. Surat pembaca tentang penggemar TTS tersebut mendapat respon yang positif di Jogja, “Baru sebulan, sudah terkumpul 50 orang,” ujar pria berusia 59 tahun tersebut.

Melihat respon yang sedemikian besar, Pak Kirman, panggilan akrabnya memutuskan untuk mengadakan pertemuan langsung dengan sesama penggemar. Pertemuan tersebut berujung dengan dibukanya Kaki Langit Cabang Jogja. “Sementara ini, sekretariatnya masih di sini, di rumah saya,” ujar Pak Kirman.

Sekretariat tersebut berada di Pringgokusuman GT II/537 A RT 24/RW 06, Jogja. Kode etik Saat ini Kaki Langit cabang Jogja belum meiliki rencana pasti dalam setiap pertemuannya, namun untuk ledepannya, Pak Kirman sedang berupaya untuk membuat semacam kode etik bagi para penggemar TTS.

“Ke depannya ada rencana untuk membuat kode etik,” ujarnya. Kegiatan mengisi TTS, dianggap Sukirman sebagai kegiatan yang mengisi waktu luang yang sangat bermanfaat, karena mengasah kemampuan otak untuk terus berpikir.” Sekaligus biticepi, yaitu singkatan dari biar tidak cepat pikun,” ujar pria humoris ini. (ST10

1 komentar: